Populer :

Dec 24, 2012

Seputar Konfercab IX GP Ansor Gunungkidul

Ansorka, 23 Deseber 2012. PC GP Ansor Kabupaten Gunungkidul pada hari Ahad 23 Desember 2012 menyelenggarakan Konferensi Cabang (Konfercab) ke IX Pengurus Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Gunungkidul. Acara terselenggara dimulai dari pukul 09.00 WIB s.d Pukul 22.00 WIB dan dihadiri oleh kurang lebih 150 peserta yang terdiri antara lain ; utusan dari PAC GP Ansor masing-masing PAC GP Ansor sebanyak 4 peserta dan 1 peninjau, Banser, Pengurus PC GP Ansor dan Utusan dari PC NU Kabupaten Gunungkidul. Acara dibuka oleh Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, S.Sos yang memberikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap eksistensi dan kiprah Ansor di Kabupaten Gunungkidul. Beliau mengatakan bahwa Ansor mempunyai keterkaitan yang sangat baik dengan pemerintahan Gunungkidul dan telah banyak membantu dan memberikan andil atau peranan yang sangat besar terhadap kondisi kemasyarakatan di Kabupaten Gunungkidul. Beliau mengharapkan agar Ansor senantiasa menjaga hubungan baik ini dan meningkatkan kerjasamanya sehingga menjadi kerjasama yang kuat. Beliau juga menyampaikan keprhatinannya dengan sebagian kondisi masyarakat di Kab. Gunungkidul yang dalam beberapa hal mengalami permasalahan yang semakin meningkat, seperti semakin banyaknya peredaran minuman keras di daerah gunungkidul yang tidak hanya di desa-desa tapi di jantung kota wonosaripun semakin banyak dan dilakukan dengan terang-terangan di tempat-tempat tertentu yang sudah diidentifikasi. Juga semakin tingginya angka pernikahan ataupun kehamilan di bawah umur, kenaikan angka kematian akibat bunuh diri, dan permasalahan-permasalahan lainnya. Terhadap permasalahan-permasalahan ini diharapkan GP Ansor bisa menjadi yang terdepan membantu pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah ini dan mencegah agar tidak semakin membudaya dan bertambah. Acara diteruskan dengan presentasi yang dikemukakan oleh Disdikpora yang menawarkan beberapa program-program dari dinas pendidikan pemuda dan olahraga untuk semua anggota GP Ansor Kabupaten Gunungkidul. Dilanjutkan lagi dengan presentasi yang disampaikan oleh tokoh FKB DPR RI H. Agus Sulistiyono, SE. Beliau menyampaikan peranannya dan kesiapannya menyampaikan aspirasi dan mau menjadi sungai yang bisa dialiri dengan program-program atau aspirasi-aspirasi dari seluruh warga GP Ansor Gunungkidul. Beliau juga siap membantu dengan segenap kemampuan untuk perkembangan dan kemajuan GP Ansor di Kabupaten Gunungkidul. Acara selanjutnya adalah Laporan pertanggungjawaban Pengurus Cabang GP Ansor Kab. Gunungkidul yang disampaikan oleh Ketua PC GP Ansor Kabupaten Gunungkidul masa khidmat 2008-2012, Supasdi, S.Ag. Pembahasan tata tertib pemilihan ketua PC GP ANsor yang baru untuk masa khidmat 2012 - 2016. Dan pada sore-nya para peserta dibagi menjadi 4 komisi yang melakukan sidang-sidang komisi yang selanjutnya disampaikan pada rapat pleno komisi-komisi. Setelah acara sidang selesai tiba saatnya pada acara yang ditunggu-tunggu yaitu pemilihan ketua PC GP Ansor untuk masa khidmat 2012 - 2016. Acara ini berjalan dengan alot dan seru karena terdapat beberapa calon yang masuk menjadi kandidat ketua GP Ansor Kabupaten Gunungkidul,sehingga baru bisa selesai pukul 22.20 WIB, Dan juga terjadi debat pro dan kontra tentang seputar pemilihan ketua PC GP Ansor ini. Sebenarnya pemilihan ketua PC GP Ansor Kabupaten Gunungkidul ini pada awalnya sukses memilih satu nama yang mendapat kemenangan mutlak yaitu Ramiyo, S.Ag. Tapi yang bersangkutan tidak berkenan untuk menjadi ketua PC GP Ansor Kab Gunungkidul dikarenakan banyak hal. Calon yang lainnya yang masuk nominasi adalah Harsono, S.Ag, M.Si, Labib Junaidi dan Martoyo. Martoyo tidak berkenan untuk melanjutkan pencalonan dan akhirnya tersisa dua kandidat selain Martoyo. Dalam pemilihan secara voting ini masing-masing PAC mempunyai hak 1 suara. Sedangkan keseluruhan suara yang hadir adalah 14 suara. Pada Hasil akhir, yang terpilih menjadi Ketua GP Ansor Kabupaten Gunungkidul adalah Labib Junaidi dari Kedungwanglo, Playen Gunungkidul. (AK)

Dec 23, 2012

Mengenal Ansor

Organisasi ini pada awalnya bernama Gerakan Pemuda Ansor disingkat GP Ansor sebagai kelanjutan dari Ansoru Nahdlatul Oelama (ANO), dalam AD/ART NU diubah menjadi Gerakan Pemuda Ansor Nahdltul Ulama yang selanjutnya disebut GP Ansor, didirikan pada 10 Muharram 1353 Hijriyah atau bertepatan dengan 24 April 1934 di Banyuwangi, Jawa Timur untuk waktu yang tidak terbatas. Dan Pusat Organisasi Gerakan Pemuda Ansor berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.
Gerakan Pemuda Ansor, beraqidah Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan menempuh manhaj dalam bidang fiqih salah satu madzhab empat: Hanafi, Maliki, Syafi’i atau Hambali. Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi manhaj dalam bidang teologi. Al-Ghazali dan Junaidi Al-Baghdadi manhaj dalam bidang tasawwuf dan Al-Mawardi manhaj dalam bidang siyasah.
Gerakan Pemuda Ansor berasaskan Ke-Tuhanan YME, kemanusiaan yang beradil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tujuan GP. Ansor adalah :
  1. Membentuk dan mengembangkan generasi muda Indonesia sebagai kader bangsa yang tangguh, memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, berkepribadian luhur, berakhlak mulia, sehat, terampil, patriotik, ikhlas dan beramal shalih.
  2. Menegakkan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan menempuh manhaj salah satu madzhab empat di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  3. Berperan secara aktif dan kritis dalam pembangunan nasional demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia yang berkeadilan, berkemakmuran, berkemanusiaan dan bermartabat bagi seluruh rakyat Indonesia yang diridhoi Allah SWT.
Gerakan Pemuda Ansor bersifat kepemudaan, kemasyarakatan, kebangsaan dan keagamaan yang berwatak kerakyatan dengan kedaulatannya berada ditangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Kongres.
Untuk mencapai tujuan, Gerakan Pemuda Ansor berusaha:
  1. Meningkatkan kesadaran di kalangan pemuda Indonesia untuk memperjuangkan cita-cita proklamasi Kemerdekaan dan memperjuangkan pengamalan ajaran Islam Ahlussunnah wal jama’ah.
  2. Mengembangkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendekatan keagamaan, kependidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional.
  3. Meningkatkan kesadaran dan aktualisasi masyarakat sebagai upaya peningkatan kualitas kesehatan, ketahanan jasmani dan mental spiritual serta meningkatkan apresiasi terhadap seni dan budaya bangsa yang positif serta tidak bertentangan dengan syari’at Islam.
  4. Meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan berbagai organisasi keagamaan, kebangsaan, kemasyarakatan, kepemudaan, profesi dan lembaga-lembaga lainnya baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
  5. Mengembangkan kewirausahaan di kalangan pemuda baik secara individu maupun kelembagaan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat.
Kepengurusan Gerakan Pemuda Ansor mempunyai tingkatan sebagai berikut:
  1. Pengurus Gerakan Pemuda Ansor tingkat Pusat, selanjutnya disebut Pimpinan Pusat berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.
  2. Pengurus Gerakan Pemuda Ansor Daerah tingkat Propinsi, selanjutnya disebut Pimpinan Wilayah, berkedudukan di Ibukota Propinsi.
  3. Pengurus Gerakan Pemuda Ansor tingkat Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Pimpinan Cabang berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota.
  4. Pengurus Gerakan Pemuda Ansor tingkat Kecamatan selanjutnya disebut Pimpinan Anak Cabang berkedudukan di Kecamatan.
  5. Pengurus Gerakan Pemuda Ansor tingkat Desa/Kelurahan selanjutnya disebut Pimpinan Ranting berkedudukan di Desa/Kelurahan. 

ARTI LAMBANG GP ANSOR











Pagar Nusa dan Gus Maksum

Pondok Pesantren dulunya tidak hanya mengajarkan ilmu agama dalam pengertian formal-akademis seperti sekarang ini, semisal ilmu tafsir, fikih, tasawuf, nahwu-shorof, sejarah Islam dan seterusnya. Pondok pesantren juga berfungsi sebagai padepokan, tempat para santri belajar ilmu kanuragan dan kebatinan agar kelak menjadi pendakwah yang tangguh, tegar dan tahan uji. Para kiainya tidak hanya alim tetapi juga sakti. Para kiai dulu adalah pendekar pilih tanding.
Akan tetapi belakangan ada tanda-tanda surutnya ilmu bela diri di pesantren. Berkembangnya sistem klasikal dengan materi yang padat, ditambah eforia pembentukan standar pendidikan nasional membuat definisi pesantren kian menyempit, melulu sebagai lembaga pendidikan formal.
Para ulama-pendekar merasa gelisah. H Suharbillah, seorang pendekar dari Surabaya yang gemar berorganisasi menemui KH Mustofa Bisri dari Rembang dan menceritakan kekhawatiran para pendekar. Mereka lalu bertemu dengan KH Agus Maksum Jauhari Lirboyo alias Gus Maksum yang memang sudah masyhur di bidang beladiri. Nama Gus Maksum memang selalu identik dengan “dunia persilatan”.

Pada tanggal 12 Muharrom 1406 M bertepatan tanggal 27 September 1985 berkumpulah mereka di pondok pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, untuk membentuk suatu wadah di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) yang khusus mengurus pencak silat. Musyawarah tersebut dihadiri tokoh-tokoh pencak silat dari daerah Jombang, Ponorogo, Pasuruan, Nganjuk, Kediri, serta Cirebon, bahkan dari pulau Kalimantan pun datang.
Musyawarah berikutnya diadakan pada tanggal 3 Januari 1986, di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, tempat berdiam Sang Pendekar, Gus Maksum. Dalam musyawarah tersebut disepakati pembentukan organisasi pencak silat NU bernama Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa yang merupakan kepanjangan dari Pagarnya NU dan Bangsa. Kontan para musyawirin pun menunjuk Gus Maksum sebagai ketua umumnya. Pengukuhan Gus Maksum sebagai ketua umum Pagar Nusa itu dilakukan oleh Ketua Umum PBNU KH. Abdurrahman Wahid dan Rais Aam KH. Ahmad Sidiq.

Gus Maksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia belajar kepada orang tuanya KH. Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga dalam, pengobatan dan kejadukan (*Dalam “Antologi NU” terbitan LTN-Khalista Surabaya*).
Sebagai seorang kiai, Gus Maksum berprilaku *nyeleneh* menurut adat kebiasaan orang pesantren. Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong jengot dan kumis lebat, kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu, seperti kebiasaan orang-orang “jadug” di pesantren, Gus Maksum tidak pernah makan nasi alias *ngerowot*. Uniknya lagi, dia suka memelihara binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Gus Maksum memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya.
Dikalangan masyarakat umum, Gus Maksum dikenal sakti mandaraguna. Rambutnya tak mempan dipotong (konon hanya ibundanya yang bisa mencukur rambut Gus Maksum), mulutnya bisa menyemburkan api, punya kekuatan tenaga dalam luar biasa dan mampu mengangkat beban seberat apapun, mampu menaklukkan jin, kebal senjata tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya. Di setiap medan laga (dalam dunia persilatan juga dikenal istilah sabung) tak ada yang mungkin berani berhadapan dengan Gus Maksum, dan kehadirannya membuat para pendekar aliran hitam gelagapan. Kharisma Gus Maksum cukup untuk membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan di pesantren melalui Pagar Nusa.

 Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa” Gus Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, namun dia tak pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi. Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI Gus Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar *ya *pendekar! Gus Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan keberanian yang luar biasa. Sumber : tanbihun.com

Dec 22, 2012

Mars GP Ansor

MARS GP ANSOR Darah dan nyawa telah kuberikan Syuhada rebah Allahu Akbar Kini bebas rantai ikatan Negara jaya Islam yang benar Berkibar tinggi panji gerakan Iman di dada patriot perkasa Ansor maju satu barisan Seribu rintangan patah semua Tegakkan yang adil hancurkan yang dzalim Makmur semua lenyap yang nista Allahu Akbar – Allahu Akbar Pajar baja gerakan kita Bangkitlah bangkit putra pertiwi Tiada gentar dada ke muka Bela agama bangsa negeri

Banser Ansor menjaga Kerukunan Umat

Jogja (AK, 22 Desember 2012). 
 
Selain penjagaan dari aparat keamanan, organisasi masyarakat (ormas) Islam Banser (Barisan Ansor Serba Guna) dan Gerakan Pemuda Ansor akan ikut terlibat dalam mengamankan perayaan hari raya Natal dan menyambut datangnya tahun baru 2013.

"Kalau diminta kami siap. Hal itu tentunya untuk hubungan kerukunan berbangsa dan beragama. Tidak hanya Ansor, bahkan Banser juga siap," ungkap Pengurus Wilayah (PW) Ansor Jawa Timur Alfa Isnaeni, Senin (17/12), seperti dilansir oleh Jawaban.com (18/12). 

Menurut Alfa, pengamanan sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan sesama anak bangsa akan dilakukan di tiap cabang di kabupaten/kota di Jawa Timur. Sedangkan di tingkat provinsi hanya sebatas koordinasi. Tahun lalu, kata Alfa, sebanyak dua peleton Banser turut serta dalam pengamanan Natal di sejumlah gereja di 38 Kabupaten/Kota Jawa Timur.

"Tahun lalu masing-masing cabang mengerahkan dua peleton atau sekira 60 orang. Jumlah itu tergantung berapa banyaknya gereja di wilayah itu. Pada intinya kami hanya membantu pengamanan bukan sebagai pengamanan utama. Itupun jika diminta oleh pihak gereja," terang Alfa. 
Demikian ditulis dalam artikel itu. 
Riyanto, korban bom Natal 2000

Nama almarhum Riyanto telah diabadikan sebagai sebuah nama jalan, sekaligus menjadi sebuah inspirasi sebuah film  karya Hanung Bramantyo.
Anggota Banser GP Ansor Kota Mojokerto ini meninggal akibat bom yang meledak saat malam Natal di gereja Eben Haezer di jalan Kartini, Mojokerto, pada tahun 2000 lalu.
Bintoro, saudara kandung almarhum, menuturkan tentang peristiwa yang merengut nyawa kakaknya itu. 
Riyanto merasa curiga karena ada bunyi seperti pemacu waktu. Mengetahui hal itu, Riyanto meminta semua orang untuk tiarap dan kemudian terjadi kepanikan dalam gereja. Riyanto lantas lemparkan bungkusan bom itu ke tong sampah namun terpental. Ia kemudian berinisiatif mengamankan bom dengan memungut kembali untuk dilemparkan ke tempat yang jauh dari jamaat. Namun, bom mendadak meledak dalam pelukan Riyanto sebelum sempat dilempar. Tubuh pria lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kediri itu pun berhamburan. “Memang saat itu Banser dimintai bantuan untuk ikut mengamankan gereja saat [N]atal,” tambahnya. (gp-ansor.org)
Pesan kerukunan beragama oleh Ansor dan Banser
Keberadaan Ormas Islam Ansor dan Banser telah menjadi salah satu pesan kerukunan beragama di Indonesia. 
Pada tahun 2007 lalu, sejumlah 1.630 anggota Banser turut berpartisipasi mengamankan malam Natal di Surabaya, demikian ditulis dalam situs Nahdatul Ulama. (nu.or.id) Mereka telah secara konsisten membantu pihak berwenang dalam mengamankan berbagai hari besar keagamaan di Indonesia.
 
Muhammad Chabibulah, Ketua GP Ansor Kabupaten Malang, mengungkapkan pada 19/12 waktu setempat bahwa mereka "siap membantu aparat kepolisian dalam menciptakan suasana aman dan nyaman dalam menyambut Hari Raya Natal 2012 dan Tahun Baru 2013.” (gp-ansor.org)
Ia mengemukakan bahwa kedalaman, kemurnian dan inspirasi yang muncul dari hakikat beragama akan membawa konsekuensi terhadap penghormatan dan penghargaan kepada sesama manusia.
Selain itu konsekuensi persaudaraan sesama bangsa menjadi bagian dari upaya memperteguh penghargaan dan penghormatan sesama anak bangsa. “Walau beda dalam peribadatannya”. 
Demikian kutipan dari artikel gp-ansor itu. 
Sikap pancasilais yang ditunjukkan oleh Ansor dan Banser ini menjadi cermin pesan berita Jawaban.com:
Toleransi dan kebersamaan yang telah diperlihatkan saudara sebangsa menunjukan Indonesia masih memiliki masyarakat yang cinta akan Pancasila. Hal inilah yang harus kita jaga untuk melestaraikan nilai toleransi yang kini sedang terancam oleh ideolog[i] dan paham luar yang ingin mengadu domba sesama anak bangsa. 
 
source :  MP

Dec 21, 2012

PAC GP ANSOR Kec. Karangmojo Telah Bangkit

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Alhamdulillahirabbil'alamiin, segala puji kita panjatkan kehadhirat Allah yang Maha Agung, yang selalu memberi pertolongan kepada hamba-Nya yang berjuang. Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah diberi amanat oleh Allah untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan, Nabi terakhir yang telah memberikan sinar terang bagi umat manusia. Kami wajib bersyukur karena telah diberi jalan oleh Allah SWT untuk bersama-sama berjuang membangun kembali negara ini melalui sebuah wadah kepemudaan atau GP (Gerakan Pemuda) yang bernaung di bawah Ormas NU (Nahdlatul Ulama) yaitu GP Ansor. GP Ansor merupakan salah satu organisasi terbesar dan memiliki jaringan terluas di Indonesia, dimana memiliki akar hingga tingkat desa. Ansor didirikan pada tanggal 24 April 1934 dan juga mengelola Barisan Ansor Serbaguna (Banser).